Polemik Di Balik Release Elja 25 April 2009, Lereng Selatan Merapi

5-kompas-27-april-20091

Oleh : B. Setyawan

kibczone@yahoo.com

Kawasan hutan di lereng selatan Gunung Merapi di seberang Petak 8, Alas Nglampar, Kinahrejo, Cangkringan, Sleman sedikit ‘heboh’, Sabtu (25/4) sekitar pukul 10.00, karena beberapa burung pemangsa jenis Gagak dan Elang Jawa beterbangan. Mereka gelisah dan berupaya mempertahankan teritori setelah kedatangan seekor Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang dilepasliarkan dari petak 8 yang terletak pada ketinggian 1.257 meter di atas permukaan laut.

Itu sedikit cuplikan tulisan di Koran Kedaulatan Rakyat hari Minggu 26 April 2009. Aksi pelepasliaran Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) oleh kawan-kawan RCI (raptor Club Indonesia) di lokasi yang sebelumnya telah diketahui sebagai lokasi teritori dari sepasang Elang Jawa lokal, kontan membuat sebuah pertanyaan, sejauh mana riset “pre release” yang dilakukan?. Timbul semacam perdebatan mengenai metode release yang dilakukan yang sayangnya muncul baru setelah elang tersebut dilepaskan. Kawan-kawan RCI melalui Koordinator program konservasinya, Limwensin juga sudah siap dengan skenario monitoring berbasis partisipasi masyarakat lokal Kinahrejo.

Menurut Pramanayuda (dosen Technobiologi atma Jaya), sebagai langkah awal, hal tersebut cukup bagus karena telah menjembatani kelompok pemelihara burung dan konservasionis duduk bersama untuk berdiskusi dan beraksi dalam ranah konservasi. Masalah konservasi bukan semata-mata milik “konservasionis” melainkan milik bersama semua elemen pemerhati alam. Namun Pramanayuda menyadari evaluasi metode release juga penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan menimpa satwa pasca release di kelak kemudian hari. Dalam hal tersebut RCI dan KIBC (Kutilang Indonesia Birdwatching Club) bersepakat untuk selalu membina hubungan yang positif dalam hal kajian-kajian aksi-aksi konservasi selanjutnya. Pihak RCI sendiri telah beritikat baik mau membuka diri dan menunjukkan eksistensinya sebagai kelompok pemelihara dan pecinta “Raptor” (jenis elang). Pak Kabul (RCI) menyatakan dirinya sebagai orang yang bertanggung-jawab penuh dalam kegiatan tersebut sebagai ketua RCI dan membuka diri untuk mengikuti semua diskusi tentang konservasi dengan Kutilang. Menurutnya, inilah hal yang harus dihargai, sehingga sebagai “konservasionis” jangan dengan serta merta, berlagak sok tahu dengan berbagai dasar pengetahuannya menilai buruk terhadap aksi konservasi RCI. Ige. kristianto (Anggota KIBC) menegaskan bahwa jalan tengah yang harus diambil oleh RCI adalah Breeding dan rehabilitasi Raptor. Mungkin itu adalah pilihan terbaik yang diambil sebagai jalan tengah penyelesaian konflik antara LSM-LSM konservasi dan RCI.

Fakta tersebut merupakan PR bagi kawan-kawan semua yang bersinggungan dengan masalah-masalah konservasi, bagaimana sikap yang paling bijaksana dan yang paling mungkin untuk dilakukan?. Silahkan, mari kita saling bersilaturahmi, bertatap muka dan berdiskusi tentang bagaimana nasib atau masa depan konservasi Indonesia. Semoga keterbukaan kawan-kawan RCI ini mengawali sebuah diskusi yang berdampak positif bagi pelestarian sumber daya hayati Indonesia.

Catatan monitoring KIBC sesaat setelah release :

3 Elang Jawa tersebut terdiri dari Elang lokal (pasangan alas tekek) dan Elang pasca release (RCI) dengan Wing marker merah. Tampak Elang release yang terintimidasi oleh sang tuan rumah. Elang tersebut bertengger diam, sementara salah satu individu pasangan tuan rumah terbang-terbang disekitarnya bersama gangguan 2 ekor Gagak hutan (Corvus enca), cukup lama dari Jam 10.20 sampai hampir pukul 12.00 ketika kami memutuskan untuk turun karena cuaca mungkin sebentar lagi hujan. Kami turun dengan sebuah kegelisahan (apakah Elja Release akan bertahan?) sama seperti kegelisahan yang tampak pada sepasang pasangan Elang Jawa penghuni lokal tersebut.

3 Tanggapan to “Polemik Di Balik Release Elja 25 April 2009, Lereng Selatan Merapi”

  1. Khaleb Yordan Says:

    Wahhhh…Pengen nih lihat sarang elang jawa yang masih aktif.
    Baru pernah lihat elang jawa liar 1 kali di TNGHS..

    Kapan bisa lihat elang jawa barneg” ya???

  2. kutilang jogja Says:

    kapan-kapan mas.. prediksi saya sekARANG dah bertelur , semoga menetas pas hari kemerdekaan, 17 agustus hehe..

  3. Khaleb Yordan Says:

    Ooo..
    Kabar”in donk..Hehehe..

    Maklum saya pengen banget liat elang jawa (Spizaetus bartelsi) sedang di sarang..
    Pernahnya liat elang jawa juvenile di atas kandang di pasar burung jatinegara, bukan di sarang…Hehehe

    Memang sudah ditemukan sarangnya??
    Contact”in saya ya kalau ada event yg berhubungan dengan Burung Pemangsa.

    08561228940 Khaleb

Tinggalkan Balasan ke Khaleb Yordan Batalkan balasan